Pengantar Makroekonomi

Pada tulisan Memahami Perbedaan Mikroekonomi dan Makroekonomi telah dijelaskan bahwa ilmu ekonomi secara umum dibagi menjadi dua bagian besar, yakni ilmu mikroekonomi dan ilmu makroekonomi. 

Dikutip dari Buku Pengantar Ekonomi Edisi Kedua Jilid 2 karya N. Gregory Mankiw, ilmu mikroekonomi (microeconomics) adalah studi tentang bagaimana sebuah rumah tangga atau perusahaan secara individu membuat berbagai keputusan ekonomi, dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain di pasar. Sementara ilmu makroekonomi (macroeconomics) adalah studi tentang perekonomian secara keseluruhan.

Untuk mempelajari kondisi ekonomi secara keseluruhan, makroekonomi memusatkan perhatian pada perilaku dan kebijakan ekonomi yang bersifat agregat. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam makroekonomi antara lain pendapatan nasional, inflasi, pengangguran, jumlah uang beredar, suku bunga, dan neraca pembayaran.

Saat membahas makroekonomi, kita harus mengesampingkan rincian perilaku unit-unit ekonomi individu, seperti rumah tangga dan perusahaan, atau proses penentuan harga di pasar tertentu. Hal tersebut merupakan pokok bahasan dari mikroekonomi. Dalam makroekonomi, kita membahas berbagai macam pasar (pasar barang, pasar tenaga kerja, dan pasar modal) secara agregat.  

Meskipun mikroekonomi dan makroekonomi memiliki perbedaan yang mencolok, tidak terdapat pertentangan yang mendasar di antara keduanya. Bagaimanapun perekonomian secara keseluruhan itu merupakan gabungan dari sekian banyak rumah tangga dan perusahaan yang berinteraksi di berbagai pasar. Dengan demikian, makroekonomi dan mikroekonomi senantiasa terkait secara erat.

Teori Makroekonomi

Sama seperti cabang ilmu lainnya, makroekonomi pun memiliki banyak teori. Dalam Modul Seri Kuliah Teoritika Ekonomi (Teori Makroekonomi I) karya Kusnendi (2002), disebutkan bahwa Teori Makroekonomi merupakan himpunan definisi, konsep & variabel, asumsi, dan hubungan antarvariabel ekonomi agregatif yang dapat digunakan sebagai kerangka berpikir untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan berbagai gejala atau perilaku kehidupan ekonomi secara agregatif.

Ada beberapa hal yang mesti kamu ketahui dalam mempelajari teori makroekonomi, antara lain sebagai berikut.

1) Variabel

Variabel adalah besaran yang dapat diukur (atau yang dapat diskalakan), yang nilainya dapat berubah-ubah. Beberapa variabel ekonomi agregatif yang dipelajari dalam teori makroekonomi antara lain:

  • pendapatan nasional (Y),

  • pengeluaran konsumsi rumah tangga (C),

  • pengeluaran investasi (I),

  • pengeluaran pemerintah (G),

  • tingkat harga umum (P),

  • jumlah uang beredar (Ms),

  • ekspor (X) dan impor (M),

  • permintaan uang (LD),

  • pajak (Tx),

  • tabungan nasional (S),

  • tingkat suku bunga (i),

  • kurs valuta asing (E),

  • permintaan dan penawaran tenaga kerja (ND dan Ns),

  • tingkat upah agregat (W), dan

  • volume kesempatan kerja (N).

 

Dalam teori makroekonomi, semua variabel yang dipelajari haruslah dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur sekurang-kurangnya dalam skala interval. Para ekonom juga mengklasifikasikan variabel ekonomi agregatif menjadi variabel stok dan variabel arus. Variabel stok (stock variable) adalah variabel yang dinyatakan pada waktu tertentu, misalnya per 31 Desember 2021. Contoh variabel stok antara lain jumlah angkatan kerja, jumlah pengangguran, dan jumlah utang pemerintah pada titik waktu tertentu.

Sementara itu variabel arus (flow variable) adalah variabel yang dinyatakan menurut satuan waktu tertentu, misalnya per bulan, per kwartal, atau per tahun. Contoh paling umum adalah pendapatan nasional (PDB) beserta komponennya (konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor), maupun defisit anggaran pemerintah. Nilai PDB misalnya, menunjukkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam unit mata uang per tahun. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel stok tidak memiliki dimensi waktu, sedangkan variabel arus memiliki dimensi waktu.

2) Hubungan Antarvariabel

Berdasarkan hubungan antarvariabel, maka variabel dalam teori makroekonomi dapat dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain. Disebut variabel bebas karena variabel ini tidak tergantung, atau bebas dari ada atau tidaknya variabel lain.

Sementara itu variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena perubahannya dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Contoh: C = f(Y) atau C = C(Y) di mana dC/dY > 0. Artinya jumlah pengeluaran konsumsi agregat dipengaruhi secara positif oleh besar kecilnya pendapatan nasional. Jika pendapatan nasional naik, maka konsumsi agregat pun akan naik. Begitupun sebaliknya.     

3) Asumsi    

Dalam ilmu ekonomi, asumsi memiliki kedudukan sebagai syarat berlakunya sebuah teori. Misalnya saja hukum permintaan menyatakan bahwa jika harga barang (P) naik maka jumlah barang yang diminta (Qd) akan turun, dengan asumsi ceteris paribus. Artinya bahwa hukum permintaan akan berlaku apabila asumsinya terpenuhi, yaitu faktor lain selain harga barang itu sendiri dianggap konstan. 

Model Makroekonomi

Untuk memahami fenomena ekonomi, para ekonom menggunakan model. Model makroekonomi adalah suatu konstruksi teoritis atau kerangka analisis dari teori makroekonomi yang dirumuskan secara kuantitatif. Nah, karena dinyatakan secara kuantitatif, maka model-model makroekonomi memiliki beberapa bentuk persamaan matematis.

1) Persamaan Identitas

Dalam matematika, identitas adalah persamaan yang menunjukkan arti suatu variabel dinyatakan dalam satu atau lebih variabel lainnya. Misalnya persamaan identitas pendapatan nasional yang dinyatakan dalam bentuk: Y = C + I + G + (X – M). Persamaan ini merupakan sebuah identitas (identity) karena meskipun urutannya dibolak-balik sedemikian rupa, akan tetap terbukti benar.   

2) Persamaan Perilaku

Persamaan perilaku menggambarkan hubungan kasualitas (sebab-akibat) antarvariabel yang dirumuskan dalam bentuk fungsi. Misalnya fungsi yang dinyatakan dalam bentuk I = f(i) menunjukkan bahwa besarnya investasi salah satunya ditentukan oleh tingkat suku bunga.

3) Persamaan Syarat Keseimbangan

Menggambarkan suatu syarat untuk tercapai suatu posisi keseimbangan antarvariabel yang terdapat dalam suatu model. Dalam makroekonomi misalnya, keseimbangan makroekonomi tercapai ketika adanya kesetaraan antara permintaan agregat dengan penawaran agregat (AD = AS). 

Variabel Eksogen dan Variabel Endogen

Model-model dalam makroekonomi memiliki dua jenis variabel, yaitu variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen (exogenous variables) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel-variabel yang ada di luar model, dan digunakan model sebagaimana adanya. Nilai-nilai dari variabel ini diberlakukan sebagai sesuatu yang sudah tertentu (given).

Berbeda dengan variabel eksogen, variabel endogen (endogenous variables) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel yang ada dalam model. Variabel inilah yang kemudian akan dijelaskan dalam sebuah model. 

Tujuan dari sebuah model adalah menunjukkan bagaimana variabel eksogen mempengaruhi variabel endogen. Dalam hal ini, variabel eksogen berasal dari luar model dan bertindak sebagai input model, sedangkan variabel endogen ditentukan di dalam model dan merupakan output model.

Sebagai contoh, ekonom menganggap bahwa jumlah roti yang diinginkan konsumen (Qd) bergantung pada harga roti (P) dan pendapatan konsumen (Y). Hubungan ini digambarkan dalam persamaan:  Qd = D(P, Y).

Para ekonom juga menganggap bahwa jumlah roti yang ditawarkan para penjual roti (Qs) bergantung pada harga roti (P) dan harga bahan baku/material (Pm), seperti tepung, gula, dan telur. Hubungan ini ditunjukkan sebagai: Qs = S(P, Pm).

Ekonom kemudian mengasumsikan bahwa harga roti membentuk keseimbangan jumlah yang ditawarkan dan jumlah yang diminta: Qd = Qs.

Model pasar roti ini memiliki dua variabel eksogen dan dua variabel endogen. Pendapatan konsumen dan harga bahan baku termasuk dalam variabel eksogen. Model di atas tidak berusaha menjelaskan variabel-variabel tersebut, tetapi menggunakan variabel itu sebagaimana adanya. Sementara harga roti dan jumlah roti termasuk dalam kelompok variabel endogen. Variabel inilah yang ingin dijelaskan oleh model itu.

Analisis dalam Makroekonomi

Dalam makroekonomi, ada tiga pendekatan analisis yang biasa digunakan para ekonom, antara lain sebagai berikut.

1) Pendekatan Analisis Statik

Analisis statik hanya menganalisis hubungan antarvariabel ekonomi agregatif pada posisi keseimbangan tertentu, tanpa memasukkan perubahan variabel eksogen dan juga tanpa mempersoalkan proses (unsur waktu) terjadinya keseimbangan tersebut.

2) Pendekatan Analisis Statik Komparatif

Pada analisis statik komparatif dibahas mengenai bagaimana dampak perubahan variabel eksogen terhadap nilai variabel endogen. Analisis statik komparatif berusaha membandingkan nilai-nilai variabel endogen pada dua posisi keseimbangan setelah ada perubahan variabel eksogen, tetapi tetap tanpa memperhatikan proses berlangsungnya perubahan tersebut.

3) Pendekatan Analisis Dinamik

Analisis dinamik berusaha mempelajari hubungan antarvariabel yang terdapat dalam suatu model dengan memasukkan unsur perubahan variabel eksogen dan unsur waktu. Analisis ini mencoba memahami proses terjadinya perubahan keseimbangan yang sifatnya terus-menerus. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *