Elastisitas Harga Permintaan

Pada tulisan mengenai Permintaan, Penawaran, dan Keseimbangan Pasar, kita telah mengetahui bahwa konsumen akan membeli lebih banyak barang ketika harganya turun, atau ketika pendapatan mereka bertambah, atau ketika barang pengganti/substitusinya naik, atau jika harga barang komplemen/pelengkapnya turun. Namun pembahasan kita mengenai permintaan tersebut lebih bersifat kualitatif, tidak kuantitatif. Artinya, kita hanya membicarakan arah perubahannya (naik atau turun), tetapi tidak memerinci seberapa banyak kenaikan atau penurunannya.

Hukum permintaan hanya menjelaskan bahwa ketika harga barang/jasa naik, maka jumlah barang/jasa yang diminta akan turun (ceteris paribus). Begitupun sebaliknya. Nah, untuk menghitung sejauh mana permintaan bereaksi terhadap perubahan harga, para ekonom menggunakan konsep elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand).

Definisi Elastisitas Harga Permintaan

Melalui hukum permintaan, kita bisa memprediksi bahwa ketika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun. Namun untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan harga tersebut (secara kuantitatif) terhadap jumlah barang yang diminta, digunakanlah konsep elastisitas. Elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand) mengukur seberapa besar kuantitas permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga barang tersebut. 

Secara formal elastisitas harga permintaan didefinisikan sebagai:

Permintaan atas suatu barang dikatakan elastis jika kuantitas yang diminta berubah secara substansial akibat perubahan harganya. Dengan kata lain, jumlah yang diminta berubah lebih besar dibanding perubahan harga secara relatif. Sebaliknya, permintaan dikatakan tidak elastis atau inelastis jika kuantitas yang diminta hanya sedikit berubah akibat adanya perubahan harga.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa hukum permintaan menyatakan terdapat hubungan terbalik antara perubahan harga suatu barang/jasa dengan perubahan jumlah barang/jasa yang diminta. Elastisitas harga permintaan (Ed), dengan demikian akan selalu bertanda negatif. 

Karena harga dan jumlah barang yang diminta memiliki satuan ukuran yang berbeda, maka untuk dapat menghitung nilai elastisitas, digunakanlah angka relatif (dalam persentase, %ΔQ dan %ΔP). Elastisitas sendiri adalah angka murni. Angka ini tidak mengandung satuan ukuran tertentu. 

Menghitung Elastisitas Harga Permintaan  

Kita telah membahas elastisitas harga permintaan secara umum. Sekarang mari kita simak lebih jauh mengenai penghitungannya. Sebagai contoh, umpamakan saja suatu ketika terjadi kenaikan harga yogurt sebesar 10 persen sehingga menyebabkan konsumsi yogurt turun 20 persen. Kita kalkulasikan terlebih dahulu elastisitas harga permintaan yogurt sebagai berikut:

Dalam contoh ini, elastisitasnya sama dengan -2. Angka ini menunjukkan bahwa perubahan kuantitas yang diminta dua kali lebih besar daripada perubahan harganya. Artinya perubahan harga sebanyak 1% menimbulkan perubahan kuantitas yang diminta sebanyak 2%. Mengingat kuantitas yang diminta atas suatu barang senantiasa memiliki hubungan negatif dengan harganya, maka nilai elastisitas harga permintaannya akan bertanda negatif. 

Namun untuk menentukan sifat elastisitasnya, tanda negatif diabaikan sehingga yang dilihat adalah bilangan absolutnya. Semakin besar angka elastisitasnya (dalam nilai absolut), maka kuantitas yang diminta semakin responsif (elastis) terhadap perubahan harganya.

Terdapat lima sifat elastisitas harga permintaan yang perlu kamu ketahui, yaitu:

  1. Permintaan Elastis (E > 1)

  2. Permintaan Inelastis (E < 1)

  3. Permintaan Uniter Elastis (E = 1)

  4. Permintaan Elastis Sempurna (E = tak terhingga)

  5. Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0)

 

Sekarang bagaimana jika dalam soal tidak diketahui seberapa besar perubahan harga dan jumlah barang secara relatif. Sebagai contoh, anggaplah harga yogurt mengalami kenaikan dari $5 per unit menjadi $6, menyebabkan jumlah yogurt yang diminta turun dari 120 unit menjadi 80 unit. Nilai elastisitas harga permintaan dapat dihitung dengan rumus berikut:

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa nilai elastisitas harga permintaan akan selalu memiliki nilai negatif. Namun untuk menentukan sifat elastisitasnya, maka nilai yang diambil yaitu sebesar angka absolutnya (1,67). Karena secara mutlak nilai elastisitasnya lebih dari 1, maka dapat disimpulkan bahwa elastisitas harga permintaannya bersifat elastis.

Faktor-Faktor yang Menentukan Elastisitas Harga Permintaan

Apa yang membuat suatu permintaan bersifat elastis atau inelastis? Karena permintaan atas barang apa pun tergantung pada preferensi konsumen, maka elastisitas harga permintaan ditentukan oleh banyak faktor seperti faktor ekonomi, sosial, dan juga psikologis yang mewarnai selera individu. Namun berdasarkan pengamatan dan pengalaman, kita menarik beberapa kesimpulan umum yang dapat kita anggap sebagai hal-hal yang menentukan elastisitas harga permintaan.

Dikutip dari buku Pengantar Ekonomi Edisi Kedua Jilid 1 (2003) karya N. Gregory Mankiw, terdapat beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan, yaitu sebagai berikut.

Ketersediaan Barang Substitusi

Barang-barang yang substitusinya banyak cenderung memiliki permintaan yang elastis, karena konsumen mudah meninggalkannya untuk berganti barang ke barang substitusi tersebut. Sebagai contoh, margarin dan mentega mudah dipertukarkan. Karena itu jika harga mentega naik, sedangkan harga margarin tetap, konsumen akan mengganti konsumsi menteganya dengan margarin, sehingga permintaan mentega pun turun drastis.

Sebaliknya, telur tidak memiliki (atau mungkin sangat sedikit memiliki) barang substitusi. Permintaan atas telur mungkin lebih inelastis dibanding permintaan mentega.

Kebutuhan versus Kemewahan

Permintaan atas barang kebutuhan pokok umumnya inelastis, sedangkan permintaan atas barang-barang mewah biasanya elastis. Karena itu, walaupun biaya pengobatan rumah sakit melonjak, permintaan atas jasa rumah sakit tidak akan merosot drastis. Mungkin, kita hanya akan mengurangi frekuensi kunjungan ke rumah sakit, tidak sesering sebelumnya.

Sebaliknya, jika harga perahu jetski melonjak, maka kuantitas yang diminta atas baran tersebut akan turun secara dramatis. Alasannya, kebanyakan orang menganggap bahwa, berobat ke rumah sakit merupakan kebutuhan, sementara perahu jetski identik dengan kemewahan. Tentu saja, apakah suatu barang/jasa tergolong kebutuhan atau barang mewah tidak didasarkan pada sifat intrinsik barang/jasa yang bersangkutan, melainkan lebih pada preferensi konsumen.

Rentang Waktu

Dalam waktu yang lebih panjang, permintaan berbagai barang cenderung elastis. Kalau harga bensin naik, permintaan bensin hanya turun sedikit pada bulan-bulan pertama. Namun pada waktu-waktu selanjutnya, orang akan membeli mobil yang lebih hemat bensin, berganti ke kendaraan umum, atau pindah rumah ke tempat yang lebih dekat dengan kantor. Dalam beberapa tahun kuantitas permintaan bensin akan turun drastis.

Definisi Pasar

Elastisitas permintaan di setiap pasar juga tergantung pada batas pasarnya. Sebagai contoh, jika pasarnya kecil atau terbatas, permintaannya akan cenderung lebih elastis ketimbang jika pasarnya besar, karena dalam pasar yang kecil konsumen lebih mudah mudah menemukan barang substitusi.

Pasar makanan misalnya, memiliki permintaan yang inelastis karena makanan dalam pengertian umum tidak memiliki substitusi. Sedangkan pasar yogurt yang pasarnya sempit, permintannya lebih elastis karena mudah mengganti yogurt dengan hidangan pencuci mulut lainnya. Yogurt rasa cokelat, kategori yang sangat sempit, permintaannya sangat elastis karena cita rasa lain hampir merupakan substitusi sempurna untuk yogurt rasa cokelat.

Variasi Kurva Permintaan

Para ekonom mengklasifikasikan kurva-kurva permintaan berdasarkan elastisitasnya. Permintaan yang bersifat elastis (elastic) memiliki koefisien lebih besar dari 1. Bentuk kurva permintaannya landai, yang berarti kuantitas yang diminta akan berubah lebih banyak secara proporsional ketimbang perubahan harganya.

Gambar 1. Kurva Permintaan Elastis

 

Kemudian suatu permintaan disebut inelastis (inelastic) jika elastisitasnya kurang dari 1, sehingga perubahan kuantitas yang diminta secara proporsional tidak sebesar perubahan harga. Bentuk kurva permintaannya cenderung curam.

Gambar 2. Kurva Permintaan Inelastis

 

Jika elastisitasnya persis sama dengan 1, maka perubahan kuantitas yang diminta atas suatu barang secara proporsional akan sama persis dengan perubahan harganya, dan permintaan dikatakan memiliki elastisitas uniter (unitary elastic). Bentuk kurva permintaannya tidak landai dan tidak curam.

Gambar 3. Kurva Permintaan Uniter

 

Dalam kasus ekstrem elastisitas nol, permintaan bersifat inelastis sempurna (perfectly inelastic). Bentuk kurva permintaannya vertikal atau berupa garis lurus tegak. Dalam kasus ini, berapa pun harga berubah, kuantitas yang diminta tetap. 

Gambar 4. Kurva Permintaan Inelastis Sempurna

 

Pada kasus ekstrem lainnya, permintaan bersifat elastis sempurna (perfectly elastic). Hal ini terjadi ketika elastisitas harga permintaan mendekati tak terhingga dan kurva permintaannya menjadi horisontal. Hal tersebut mencerminkan bahwa perubahan harga sekecil apa pun akan mengakibatkan perubahan kuantitas yang diminta secara besar-besaran.

Gambar 5. Kurva Permintaan Elastis Sempurna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *