Maksimisasi Laba pada Perusahaan Monopoli

Kurva Permintaan Perusahaan Monopoli

Monopoli merupakan satu-satunya perusahaan di pasar. Oleh karenanya permintaan dalam industri adalah juga permintaan yang dihadapi perusahaan itu sendiri. Berdasarkan hukum permintaan, kurva permintaan memiliki kemiringan negatif (downward sloping) dengan elastisitas antara  – ∞ dan 0, sebagaimana nampak pada Gambar 1 berikut ini. 

Gambar 1. Kurva Permintaan, Penerimaan Marjinal, dan Penerimaan Total

 

Pada Gambar 1 panel (a) terlihat kurva permintaan berbentuk linier dengan nilai elastisitas yang berbeda-beda, dan selalu menurun seiring dengan bertambahnya kuantitas. Sementara itu panel (b) memperlihatkan hubungan antara penerimaan total, pendapatan marjinal, dan elastisitas harga permintaan.

Penerimaan total sama dengan nol pada saat unit penjualan masih sebesar nol. Penerimaan total juga nol jika harganya nol, sebagaimana terlihat saat tingkat output sebesar Q2. Antara tingkat output 0 hingga Q2, penerimaan total (TR) terus menanjak untuk kemudian turun lagi. 

Ketika elastisitas permintaan > 1, penurunan harga akan akan meningkatkan penerimaan total (TR). Sementara ketika elastisitas permintaan < 1, penurunan harga akan menurunkan penerimaan total. Pada pertengahan kurva permintaan, elastisitas permintaan adalah bersifat uniter (E = 1) dan pendapatan marjinalnya sebesar 0. Pada titik ini total penerimaan mencapai puncak pada tingkat output Q1, sebagaimana terlihat pada panel (b).

Gambar 1 dapat digunakan untuk memahami perilaku monopoli. Di pasar monopoli, besarnya pendapatan marjinal perusahaan monopoli selalu lebih rendah daripada harga barangnya, karena perusahaan menghadapi kurva permintaan yang mengarah ke bawah. Untuk meningkatkan jumlah penjualan, perusahaan monopoli harus menurunkan harganya. 

Pendapatan marjinal bagi sebuah perusahaan monopoli sangatlah berbeda dengan pendapatan marjinal perusahaan kompetitif. Jika perusahaan monopoli meningkatkan jumlah penjualannya, maka ia mendapati dua dampak atas penerimaan totalnya (P × Q):

  • Dampak output: akan semakin banyak output yang terjual, sehingga Q menjadi lebih tinggi.

  • Dampak harga: harga akan turun, sehingga P menjadi lebih rendah. 

Sebuah perusahaan kompetitif dapat menjual berapapun output-nya berdasarkan harga pasar, sehingga ia tidak mengalami dampak sebagaimana yang dialami perusahaan monopoli. Saat perusahaan kompetitif meningkatkan produksinya sebanyak satu unit, ia menerima harga pasar yang sama untuk unit terakhir itu, dan tidak mengalami penurunan harga seperti yang dialami oleh perusahaan monopoli. Hal itu dikarenakan setiap perusahaan kompetitif merupakan peneriman harga (price taker), sehingga pendapatan marjinalnya selalu sama dengan harga barangnya.

Sebaliknya, ketika sebuah perusahaan monopoli meningkatkan produksinya sebanyak satu unit, ia harus menurunkan harga untuk setiap unit yang dijualnya, dan hal ini tentu saja menurunkan pendapatan marjinal. Atas dasar itu, pendapatan marjinal perusahaan monopoli selalu lebih rendah daripada harganya.

Dalam Gambar 1 panel (b) juga terlihat bahwa pendapatan marjinal (MR) perusahaan monopoli dapat bernilai negatif. Pendapatan marjinal akan menjadi negatif apabila dampak harga lebih besar dari dampak output-nya. Dalam kasus ini, jika perusahaan memproduksi satu unit output tambahan, harga akan turun sampai batas tertentu sehingga penerimaan total menurun, sekalipun perusahaan tersebut menjual lebih banyak unit produknya.

Sebuah perusahaan monopoli tentu tak akan bersedia beroperasi jika pendapatan marjinalnya kurang dari nol. Itu artinya bahwa monopolis tidak akan beroperasi pada bagian kurva permintaan inelastis. Ia hanya mau beroperasi di bagian yang elastis. 

Maksimisasi Laba

Setelah mempelajari pendapatan perusahaan monopoli, sekarang kita dapat menelaah bagaimana perusahaan itu memaksimalkan laba. Dan untuk menyederhanakan pembahasan, kita akan memakai asumsi bahwa si monopolis murni itu harus membeli atau memperoleh sejumlah input yang dibutuhkannya dari pasar input yang kompetitif sempurna (artinya ia bukan satu-satunya pembeli di pasar input). Oleh sebab itu kurva biaya monopolis dapat ditarik atau diderivasikan melalui cara yang sama dengan kurva biaya pada perusahaan kompetitif.

Untuk memaksimalkan laba, sebuah perusahaan monopoli harus mencari kombinasi tingkat output dan harga yang dapat memaksimalkan laba. Kita bisa mencarinya dengan dua cara, yaitu melalui pendekatan total biaya – total pendapatan, atau pendekatan biaya marjinal – pendapatan marjinal.

Gambar 2. Laba Perusahaan Monopoli

 

Gambar 2 menyajikan kurva permintaan, kurva pendapatan marjinal, dan kurva biaya bagi sebuah perusahaan monopoli. Kurva-kurva ini mengandung informasi yang kita perlukan untuk mengetahui tingkat output yang akan dipilih oleh sebuah perusahaan monopoli dalam upaya memaksimalkan laba.

Pertama-tama, andaikan perusahaan berproduksi pada tingkat output yang rendah di bawah Q. Dalam kasus ini, biaya marjinal (MC) lebih rendah daripada pendapatan marjinal (MR). Apabila perusahaan monopoli itu meningkatkan produksinya sebanyak satu unit, maka pendapatan tambahan akan melampaui biaya tambahan, sehingga laba pun meningkat. Dengan demikian, pada saat MC < MR, perusahaan monopoli dapat meningkatkan laba dengan cara meningkatkan produksi.

Argumen serupa juga berlaku ketika perusahaan monopoli berproduksi pada tingkat output yang tinggi, di atas Q. Dalam kasus ini, biaya marjinal lebih besar daripada pendapatan marjinal. Jika perusahaan itu menurunkan produksinya sebanyak satu unit, maka biaya yang dihematnya akan lebih besar daripada hilangnya pendapatan dari satu unit yang urung diproduksinya tadi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ketika MC > MR, maka perusahaan monopoli akan dapat meningkatkan laba justru dengan menurunkan produksi.  

Pada akhirnya, perusahaan itu akan menurunkan tingkat produksinya sampai mendekati tingkat ideal sebesar Q, yakni pada saat pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal. Dengan demikian, kuantitas output yang dapat memaksimalkan laba perusahaan monopoli ditentukan oleh titik perpotongan antara kurva pendapatan marjinal dengan kurva biaya marjinal.

Tentu kamu masih ingat pelajaran pada Teori Laba yang mengatakan bahwa perusahaan monopoli harus berusaha memilih kuantitas output di mana pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal. Hal ini pula yang dilakukan perusahaan-perusahaan pada pasar persaingan sempurna. Namun ada perbedaan penting di antara keduanya:

bagi perusahaan kompetitif: P = MR = MC

bagi perusahaan monopoli: P > MR = MC

Bagi kedua jenis perusahaan tersebut, kuantitas yang memaksimalkan laba adalah kuantitas di mana pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal. Perbedaannya adalah hubungan antara harga dengan pendapatan marjinal dan biaya marjinal. Dalam pasar persaingan sempurna, harga sama dengan biaya marjinal. Sedangkan dalam pasar monopoli, harga melebihi biaya marjinal.

Laba Perusahaan Monopoli

Berapa banyak laba yang dapat dicapai oleh sebuah perusahaan monopoli? Untuk mengetahuinya, ingatlah kembali bahwa laba diperoleh dari penerimaan total (TR) dikurangi biaya total (TC), atau: Laba = TRTC.

Kita dapat menulis kembali rumus laba sebagai berikut:

Laba = (TR/QTC/Q) × Q

TR/Q sebenarnya adalah pendapatan rata-rata, yang sama dengan harga atau P. Sedangkan TC/Q merupakan biaya total rata-rata atau AC. Dengan demikian:

Laba = (P – AC) × Q

Persamaan laba ini (yang ternyata sama dengan persamaan laba untuk perusahaan kompetitif) memungkinkan kita menghitung laba perusahaan monopoli secara grafis. Simaklah bidang segiempat yang diarsir pada Gambar 2. Tinggi bidang tersebut (P – AC), yang identik dengan laba dari setiap unit produksi yang dijual oleh perusahaan monopoli.

Sementara itu lebar bidang segiempat tersebut melambangkan kuantitas penjualan yang dapat memaksimalkan laba. Dengan demikian, luas bidang segiempat ini merupakan total laba bagi perusahaan monopoli.

Apakah Perusahaan Monopoli Selalu Untung?

Banyak orang berpandangan negatif terhadap perusahaan monopoli. Mereka beranggapan bahwa perusahaan monopoli dapat menetapkan harga sekehendak hatinya, dan oleh karena itu akan selalu mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Dan pandangan tersebut sebenarnya kurang tepat.

Pada tulisan tentang pasar persaingan sempurna, telah dijelaskan bahwa di dalam jangka pendek terdapat tiga kemungkinan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yaitu memperoleh laba super (super normal profit), memperoleh laba normal (normal profit), dan menderita rugi (sub normal profit). Tiga kemungkinan kondisi tersebut pun dapat berlaku dalam pasar monopoli.

Dalam Gambar 2 telah ditunjukkan keadaan di mana monopoli memperoleh keuntungan. Keadaan lainnya ditunjukkan dalam Gambar 3 dan Gambar 4. Gambar 3 berikut ini menunjukkan kondisi di mana monopoli tidak untung dan tidak rugi alias impas. Kondisi ini terjadi ketika penerimaan total sama dengan biaya total. 

Gambar 3. Perusahaan Monopoli Memperoleh Laba Normal

 

Kondisi di mana perusahaan meraih laba normal (break even point) terjadi apabila kurva biaya rata-rata menyinggung kurva permintaan pada tingkat produksi di mana pendapatan marjinal = biaya marjinal. Dalam Gambar 3, kurva AC menyinggung kurva D = AR, dan titik singgung ini tepat di atas perpotongan kurva MR dan MC. Kuantitas output yang sebaiknya dipilih adalah sebesar Q0. Hanya pada keadaan ini perusahaan dapat menikmati laba normal.

Gambar 4 berikut ini menggambarkan keadaan di mana perusahaan monopoli mengalami kerugian. Kerugian adalah yang paling minimum apabila perusahaan monopoli memproduksi output sebanyak Q1, karena pada tingkat produksi tersebut MR = MC.

Gambar 4. Perusahaan Monopoli Menderita Rugi

 

Saat perusahaan memproduksi output sebesar Q1, besarnya biaya rata-rata (AC) lebih tinggi dibanding harga (P), atau dengan kata lain besarnya biaya total (TC) lebih tinggi dibanding penerimaan total (TR). Dalam kondisi ini perusahaan menderita kerugian sebesar bidang segiempat yang diarsir. Kerugian ini adalah yang paling minimum. Apabila perusahaan monopoli memproduksi lebih tinggi atau lebih rendah dari Q1, maka kerugian yang diderita akan lebih besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *