Apakah kamu pernah mengajukan pinjaman ke bank atau lembaga keuangan yang sejenis? Bagi kamu yang pernah mengajukan pinjaman ke bank, tentu merasakan bahwa tidak mudah memperoleh pinjaman dari bank.
Pengajuan pinjaman ke bank tidak selalu disetujui karena beberapa alasan, salah satunya riwayat kredit calon debitur. Jika kamu memiliki riwayat kredit yang buruk, seperti telat membayar cicilan atau pernah mengalami kredit macet, kemungkinan besar pengajuan pinjaman akan ditolak. Sebaliknya, jika riwayat kreditmu bagus, misalnya tidak pernah gagal bayar atau selalu membayar cicilan pinjaman tepat waktu, peluang mendapatkan pinjaman akan lebih besar.
Lalu mengapa riwayat kredit debitur begitu penting bagi bank dalam memberikan pinjaman?
Pentingnya Mengetahui Riwayat Kredit
Riwayat kredit sangat penting bagi bank dalam memberikan pinjaman karena berfungsi sebagai indikator utama menilai kemampuan dan kemauan seseorang dalam melunasi utang. Ada beberapa alasan mengapa riwayat kredit menjadi faktor penting bagi bank sebelum menyetujui pinjaman.
1. Mengukur Risiko Gagal Bayar
Bank menggunakan riwayat kredit untuk menilai seberapa besar risiko yang mereka hadapi jika pinjaman diberikan. Riwayat kredit yang baik menunjukkan bahwa peminjam memiliki jejak pembayaran yang disiplin. Bank tentu ingin memastikan bahwa calon debitur memiliki kebiasaan pembayaran yang baik. Jika calon debitur memiliki riwayat sering menunggak atau pernah mengalami kredit macet, bank akan menganggapnya sebagai debitur berisiko tinggi, dan kemungkinan besar menolak pengajuan pinjaman.
2. Menentukan Besaran Pinjaman
Riwayat kredit membantu bank menentukan apakah calon peminjam layak mendapatkan pinjaman atau tidak. Informasi ini mencakup rekam jejak pembayaran pinjaman sebelumnya, jumlah utang yang dimiliki, dan lama riwayat kredit. Andaikan pengajuan pinjaman disetujui, pihak akan menentukan besaran pinjaman yang akan diberikan sesuai dengan riwayat kredit sebelumnya. Hal ini dilakukan guna memastikan bahwa calon debitur dapat membayar kembali pinjaman sesuai dengan ketentuan.
3. Menentukan Suku Bunga Pinjaman
Riwayat kredit juga menentukan suku bunga yang ditawarkan oleh bank. Peminjam dengan riwayat kredit yang baik biasanya akan mendapatkan suku bunga yang lebih rendah, karena mereka dianggap sebagai peminjam yang lebih rendah risiko. Sebaliknya, peminjam dengan riwayat kredit yang buruk akan dikenakan bunga yang lebih tinggi sebagai kompensasi atas risiko yang lebih besar.
4. Kepatuhan Terhadap Regulasi
Dalam menjalankan aktivitasnya, bank harus senantiasa mematuhi aturan otoritas keuangan terkait manajemen risiko kredit. Otoritas keuangan seperti Bank Indonesia (BI) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seringkali mengharuskan bank untuk memeriksa riwayat kredit calon debitur sebelum memberikan pinjaman. Dengan menilai riwayat kredit, bank dapat mengurangi kemungkinan pemberian kredit kepada debitur yang berisiko tinggi.
Mengenal SLIK OJK
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, jika kita hendak mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan (khususnya bank), salah satu proses yang harus dilalui adalah analisis kredit. Umumnya analisis kredit menggunakan BI checking untuk menentukan skor kredit. Namun sejak 1 Januari 2018, BI checking sudah tidak digunakan lagi dan digantikan oleh SLIK OJK.
Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan sistem informasi yang dikelola oleh OJK untuk mendukung pelaksanaan tugas pengawasan dan layanan informasi di bidang keuangan. SLIK OJK dapat dimanfaatkan untuk memperlancar proses penyediaan dana, penerapan manajemen risiko kredit atau pembiayaan, penilaian kualitas debitur, pengelolaan sumber daya manusia pada Pelapor SLIK, verifikasi untuk kerjasama Pelapor SLIK dengan pihak ketiga, dan meningkatkan disiplin industri keuangan.
Ringkasnya, SLIK OJK merupakan sistem yang digunakan untuk mengecek riwayat kredit seseorang berdasarkan riwayat pembayaran utangnya. Berbeda dengan BI checking yang hanya mencakup bank dan lembaga keuangan tertentu, SLIK OJK juga mencakup fintech, leasing, dan koperasi yang terdaftar di OJK.
Adapun beberapa informasi yang tercakup dalam SLIK OJK antara lain data pokok debitur, plafon kredit, kualitas kredit, beban bunga, cicilan pembayaran, status agunan, dan rincian penjamin kredit.
SLIK OJK umumnya digunakan oleh pelaku usaha jasa keuangan untuk mendapatkan informasi terkait riwayat kredit calon debiturnya. Informasi tersebut kemudian akan dijadikan bahan pertimbangan apakah debitur tersebut layak mendapatkan pinjaman yang biasanya dikenal dengan sebutan skor kredit (credit score).
Dalam SLIK OJK, riwayat kredit seseorang ditentukan berdasarkan kolektibilitas kredit, yang menunjukkan apakah debitur membayar cicilan tepat waktu atau memiliki masalah dalam pembayaran. OJK sendiri membagi kolektibiltas ini ke dalam 5 kategori.
Lancar. Kredit dianggap sehat dan aman, di mana pembayaran cicilan selalu tepat waktu.
Dalam Perhatian Khusus (DPK). Ada keterlambatan kecil, di mana terdapat tunggakan antara 1–90 hari.
Kurang Lancar. Kredit mulai bermasalah, di mana terdapat tunggakan antara 91–120 hari.
Diragukan. Kredit sangat bermasalah, di mana terdapat tunggakan antara 121–180 hari.
Macet. Kredit gagal bayar, di mana terdapat tunggakan lebih dari 180 hari.
Lalu bagaimana dampak kolektibilitas tersebut terhadap pinjaman?
Kolektibilitas 1 (Lancar): sangat mudah mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah.
Kolektibiltas 2 (DPK): masih bisa mengajukan pinjaman, namun kemungkinan terkena bunga yang lebih tinggi.
Kolektibilitas 3–5 (Kurang Lancar, Diragukan, Macet): sulit mendapatkan pinjaman karena dianggap berisiko tinggi.
Bagaimana Cara Memperbaiki Skor Kredit?
SLIK OJK kerap menjadi sesuatu yang “menakutkan” bagi calon debitur. Karena sudah jelas jika skor kredit buruk, dipastikan debitur tidak akan mendapatkan pinjaman. Begitupun sebaliknya.
Untuk itu, ada beberapa cara agar skor kredit kita bisa tetap bagus. Pertama, bayar cicilan tepat waktu untuk menjaga kolektibilitas tetap lancar. Kedua, lunasi tunggakan sesegera mungkin agar kolektibilitas membaik. Ketiga, gunakan kredit dengan bijak, jangan mengambil utang melebihi kemampuan bayar. Keempat, cek riwayat kredit secara berkala di SLIK OJK untuk memastikan tidak ada kesalahan data.
Cara Mengecek SLIK OJK
Seperti halnya BI checking, SLIK OJK dapat diakses secara online maupun offline.
Cek SLIK OJK Secara Online
Langkah-langkah:
Pemohon SLIK memgajukan permohonan Informasi Debitur melalui aplikasi iDebku OJK pada laman: https://idebku.ojk.go.id.
Pilih “Permintaan Informasi Debitur” lalu klik “Pendaftaran Antrian”.
Isi formulir online, termasuk data pribadi seperti nama lengkap, NIK (KTP), Nomor HP dan email, serta foto selfie dengan KTP.
Tunggu email konfirmasi dari OJK berisi nomor antrean dan jadwal pemeriksaan.
Jika data valid, kamu akan menerima hasil SLIK OJK dalam bentuk PDF via email.
Cek SLIK OJK Secara Offline
Datang ke kantor OJK terdekat dengan membawa KTP (untuk WNI) atau Paspor (untuk WNA), dan surat kuasa + KTP pemberi kuasa (jika diwakilkan).
Ambil nomor antrean dan isi formulir permohonan SLIK OJK.
Tunggu pemeriksaan petugas, lalu kamu akan menerima cetakan hasil SLIK.