Teori Produksi Jangka Pendek

Dalam teori produksi, kita akan mempelajari mengenai bagaimana produsen menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk menghasilkan barang dan jasa seoptimal mungkin, serta selalu berupaya untuk mencapai efisiensi dalam kegiatan produksinya.

Seperti kita ketahui bahwa faktor produksi (input) dibedakan ke dalam empat golongan, yaitu tanah, tenaga kerja, modal, dan keahlian kewirausahaan. Namun untuk menyederhanakan pembahasan, kita akan mengelompokkan semua input menjadi dua kategori saja, yaitu tenaga kerja (labor) dan modal (capital). 

Analisis Jangka Pendek

Dalam menganalisis teori produksi, para ekonom membedakan jangka waktu analisis kepada dua jangka waktu, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Namun pembedaan ini tidak didasarkan atas kurun waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan, atau tahunan. 

Perbedaan produksi jangka pendek dan jangka panjang adalah dalam hal karakteristik faktor produksinya. Analisis atas sebuah kegiatan produksi dikatakan dalam jangka pendek apabila ada sebagian faktor produksi dianggap tetap jumlahnya. Dalam masa tersebut, perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap tersebut. 

Faktor produksi yang dianggap tetap (fixed input) biasanya adalah faktor produksi modal seperti mesin-mesin, peralatan, dan bangunan perusahaan. Sementara faktor produksi yang dapat diubah-ubah jumlahnya (variable input) yaitu tenaga kerja.

Waktu yang dipandang sebagai jangka pendek itu berbeda antara satu industri dengan industri lainnya. Misalnya saja kita bandingkan antara perusahaan pembuat kue dengan perusahaan pembuat pesawat terbang.

Katakanlah masing-masing perusahaan memperoleh tambahan permintaan dalam jumlah besar, dan untuk memenuhinya harus menambah kapasitas produksinya. Bagi perusahaan kue, dalam waktu beberapa bulan saja ia dapat menambah kapasitas produksinya dengan memperoleh mesin baru atau bahkan membuka pabrik baru. Namun lain halnya dengan perusahaan penerbangan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menambah kapasitas produksinya. Diperlukan waktu beberapa tahun untuk membangun pabrik pembuatan pesawat yang baru. 

Fungsi Produksi Jangka Pendek

Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah output yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor produksi maupun harga output-nya. 

Faktor produksi juga dapat dianggap sebagai model matematis yang menunjukkan hubungan antara input yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Secara matematis fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut:

di mana:

Q = jumlah output yang dihasilkan

L = jumlah tenaga kerja

K = jumlah modal

Faktor produksi di atas menyatakan bahwa hanya ada satu faktor produksi variabel, yaitu tenaga kerja. Sementara modal dianggap konstan. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan, maka akan semakin besar total output-nya. Namun setelah total produksi mencapai titik maksimum, penambahan tenaga kerja justru akan menurunkan total produk fisik.

Untuk memahami hal tersebut, simak penjelasan berikut!

Sebuah perusahaan akan memproduksi pakaian dengan skedul produksi seperti ditunjukkan tabel berikut.

 

Total Product

Total Product (TP) adalah jumlah output yang dihasilkan dengan menggunakan semua faktor produksi selama periode waktu tertentu. 

Gambar 1. Kurva Total Produksi

 

Dapat kamu lihat bahwa perusahaan terus menambah jumlah tenaga kerja. Di awal produksi, ketika tenaga kerja ditambah, total output pun bertambah. Namun setelah mencapai titik puncak, penambahan jumlah tenaga kerja justru mengurangi total product.

Marginal Product

Marginal Product (MP) adalah tambahan output karena adanya tambahan satu unit input variabel (tenaga kerja), sedangkan jumlah modal tetap. Untuk mengetahui nilai marginal product dapat dihitung dengan rumus:

Gambar 2. Kurva Marginal Product

 

Kalau kamu perhatikan gambar di atas, ketika perusahaan menambah tenaga kerja dari 1 menjadi 2, sedangkan modalnya tetap, maka output akan bertambah sebesar 6 unit. Atau saat perusahaan menambah jumlah tenaga kerja dari 4 menjadi 5, maka output bertambah sebesar 1 unit.

Average Product

Average Product (AP) adalah jumlah rata-rata output yang dihasilkan selama proses produksi. Besarnya average product menunjukkan produktivitas pekerja secara rata-rata.

Gambar 3. Kurva Average Product

 

Nilai average product diperoleh dengan membagi total product dengan jumlah input variabel.

Misalnya ketika perusahaan mempekerjakan 2 tenaga kerja, maka average product-nya sebesar 5 unit. Lalu ketika perusahaan mempekerjakan 6 karyawan, average product-nya sebesar 2,67 unit. 

Hubungan Total Product dengan Marginal Product

Kalau kamu perhatikan, ada kaitan antara kurva total product dengan kurva marginal product

Marginal product (MP) digambarkan oleh grafik batang berwarna biru. Di awal produksi, ketika nilai MP meningkat, maka kurva total product pun meningkat dengan bentuk yang curam. Kemudian ketika nilai MP mulai menurun, namun masih positif, kurva TP tetap meningkat dengan kenaikan yang semakin melandai. 

Kemudian saat total product mencapai maksimum (16 unit), nilai marginal product adalah sebesar nol. Artinya total produksi akan mencapai maksimum ketika tidak ada lagi tambahan produksi. Lalu ketika marginal product bernilai negatif, maka kurva total product akan menurun. 

Hubungan Marginal Product dengan Average Product

Ada hubungan yang menarik antara marginal product dan average product, yaitu:

  • Ketika average product meningkat, posisi kurva marginal product berada di atas kurva average product.

  • Ketika average product menurun, posisi kurva marginal product berada di bawah kurva average product.

  • Ketika average product mencapai maksimum, maka nilai average product sama dengan marginal product. Dengan kata lain, kurva average product akan dipotong oleh kurva marginal product pada titik tertinggi average product.

Law of Diminishing Return

Coba kamu perhatikan kurva marginal product di bawah!

Di awal produksi nilai marginal product sempat meningkat, lalu kemudian menurun. Turunnya nilai marginal product inilah yang dikenal dengan the law of diminishing return.

Hukum pertambahan hasil yang semakin menurun (law of diminishing return) menyatakan bahwa penambahan unit faktor produksi variabel (tenaga kerja) awalnya akan memberikan tambahan hasil yang semakin meningkat. Namun setelah mencapai titik tertentu, penambahan faktor produksi variabel tersebut justru akan membuat hasil produksi total semakin menurun.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Jawabannya adalah karena ada satu faktor produksi yang nilainya tidak berubah/tetap (fixed input), dalam hal ini adalah modal. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah modal tidak dapat diubah dalam jangka pendek.

The law of diminishing return menyatakan bahwa apabila produsen menambah input variabel secara terus-menerus, sementara input tetap jumlahnya tidak berubah, maka mula-mula nilai marginal product akan meningkat sampai titik tertentu lalu kemudian menurun.  

Namun demikian ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi agar hukum ini bisa berlaku antara lain:

  • Terdapat satu faktor produksi (misal tanah, peralatan, mesin, atau pabrik) yang nilainya tetap.

  • Teknik produksi dan teknologi yang diterapkan dalam proses produksi adalah tetap.

  • Daya kerja (produktivitas) faktor produksi yang diubah harus sebanding (sama).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *