Pada bagian 1 kita sudah membahas empat prinsip ekonomi yang terkait dengan bagaimana orang membuat keputusan. Pada bagian 2 ini, kita akan membahas prinsip ekonomi kelima hingga ketujuh yang terkait dengan bagaimana orang berinteraksi.
5. Perdagangan Dapat Menguntungkan Semua Pihak
Perdagangan antarnegara (termasuk antarindividu) tidak seperti pertandingan olahraga, di mana satu pihak harus menang dan yang lain menderita kekalahan. Justru sebaliknya, dalam perdagangan kedua belah pihak bisa sama-sama memetik keuntungan. Pihak yang satu bisa semakin sejahtera tanpa merugikan pihak lainnya.
Kita sering melihat adanya persaingan dalam suatu perekonomian. Meski mereka saling bersaing, seseorang tidak akan lebih sejahtera dengan mengucilkan diri dari pihak-pihak lainnya. Bayangkan jika kita menganggap persaingan sebagai sebuah pertempuran sehingga harus memisahkan diri. Apa jadinya? Ya kita harus menanam bahan pangan sendiri, membuat pakaian sendiri, membuat rumah dan kendaraan sendiri, dan seterusnya.
Sebuah negara/individu akan memperoleh banyak keuntungan bila berdagang dengan negara/individu lainnya. Melalui perdagangan, setiap pihak akan memproduksi barang dan jasa yang paling ia kuasai. Inilah yang disebut dengan spesialisasi.
Dengan adanya perdagangan, kita bisa memperoleh barang dan jasa yang tidak bisa kita buat sendiri. Bahkan kita bisa memperolehnya dengan harga yang jauh lebih murah dan mutu yang lebih baik, dibandingkan kalau kita harus memproduksinya sendiri. Jadi, meski saling bersaing, sebenarnya semuanya saling membutuhkan.
6. Pasar Secara Umum adalah Wahana yang Baik untuk Mengorganisasikan Kegiatan Ekonomi
Runtuhnya perekonomian yang berfokus pada perencanaan terpusat (ekonomi komando), menjadi kejadian paling penting di akhir abad 20. Sejak saat itu hampir semua negara di dunia telah meninggalkan sistem tersebut, dan mulai mengembangkan sistem ekonomi pasar.
Perekonomian pasar (market economy) adalah suatu perekonomian yang mengalokasikan sumber-sumber dayanya melalui proses keputusan terdesentralisir oleh sekian banyak perusahaan dan rumah tangga yang satu sama lain berinteraksi di pasar barang dan jasa.
Dalam perekonomian pasar, setiap perusahaan dan rumah tangga membuat keputusan atas kepentingan pribadi. Mereka hanya ingin menyejahterakan diri mereka sendiri. Namun meskipun begitu, perekonomian pasar telah terbukti sangat sukses dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan. Lalu, mengapa perekonomian pasar bisa bekerja sedemikian baik?
Adam Smith menjelaskan bahwa para pelaku ekonomi senantiasa dibimbing oleh suatu kekuatan “tangan tak nampak” (invisible hand). “Tangan tak nampak” inilah yang dapat mengarahkan interaksi di pasar menuju hasil-hasil yang diinginkan. Jadi, meskipun setiap orang bertindak atas dasar motivasi memenuhi kepentingan mereka sendiri, “tangan tak nampak” mampu membimbing pengerjaan kepentingan sepihak itu, sehingga meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan.
Lalu seperti apa wujud “tangan tak nampak” ini sebenarnya? Dalam ilmu ekonomi, “tangan tak nampak” merupakan metafora yang dipakai Adam Smith untuk menyebut manfaat sosial yang tak terduga-duga berkat tindakan individu. Menurut pandangan Adam Smith, bahwa pasar yang baik adalah pasar yang dibentuk oleh kompetisi antara permintaan dan penawaran agar terbentuk harga yang wajar.
Dalam pandangan Smith, harga merupakan bentuk nyata dari apa yang dimaksud dengan “tangan tak nampak”. Harga mencerminkan suatu nilai barang dan jasa bagi masyarakat, sekaligus menjadi ukuran yang harus dibayar masyarakat untuk memproduksi barang tersebut. Di samping itu, harga juga dapat mengarahkan kegiatan ekonomi serta membimbing para pengambil keputusan untuk menentukan pilihan, yang dalam banyak kasus, memaksimalkan masyarakat secara keseluruhan.
Namun perlu dicatat, saat Pemerintah berupaya mencegah pasar bergerak secara alamiah menyesuaikan diri dengan permintaan dan penawaran, hal ini justru akan melumpuhkan kemampuan “tangan tak nampak” dalam mengoordinasikan kegiatan ekonomi. Salah satu contoh tindakan Pemerintah yang dapat mengganggu pasar ialah pengenaan pajak. Tindakan tersebut dapat mendistorsi/mengacaukan harga, sehingga dapat mempengaruhi keputusan yang diambil rumah tangga dan perusahaan.
Contoh lainnya yaitu kebijakan Pemerintah yang mencoba mengontrol harga secara langsung, seperti pengendalian harga pangan. Tindakan mengatur semuanya dan mengikat “tangan tak nampak” inilah yang menyebabkan mengapa sistem ekonomi terpusat itu gagal. Padahal mekanisme pasar dipandang sebagai cara yang paling baik dalam melakukan fungsi koordinasi tersebut.
7. Pemerintah Adakalanya Dapat Memperbaiki Hasil-Hasil Mekanisme Pasar
Sistem ekonomi pasar diakui mampu mengoordinasikan kegiatan-kegiatan ekonomi dengan lebih baik dibanding sistem ekonomi terpusat. Namun tetap saja pasar tidaklah sempurna. Perekonomian masih memerlukan campur tangan Pemerintah terhadap pasar.
Pasar dianggap mampu mengalokasikan sumber daya secara efisien. Namun adakalanya ia tidak dapat bekerja dengan sempurna. Situasi ini sering disebut juga dengan kegagalan pasar (market failure). Dalam situasi seperti ini, pasar gagal dalam mengalokasikan sumber-sumber daya secara efisien.
Salah satu bentuk kegagalan pasar adalah eksternalitas (externality). Eksternalitas muncul dari dampak tindakan-tindakan suatu pihak terhadap kesejahteraan pihak-pihak di sekitarnya. Contoh paling sederhana adalah polusi. Banyak perusahaan yang tidak mau menanggung seluruh biaya penanggulangan polusi. Pada kasus ini, Pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui peraturan lingkungan.
Bentuk kegagalan pasar lainnya yaitu kuasa pasar (market power). Kuasa pasar ini muncul saat seseorang atau sekelompok orang mampu mengendalikan harga-harga, misalnya karena adanya praktik monopoli. Seorang monopolis dapat menjual produknya dalam jumlah dan harga yang bisa ditentukannya sendiri. Situasi ini membuat pengalokasian sumber daya menjadi tidak efisien. Untuk itu dibutuhkan campur tangan Pemerintah melalui pembuatan undang-undang antimonopoli.
“Tangan tak nampak” juga tidak selalu mampu menciptakan pemerataan distribusi pendapatan bagi segenap warga masyarakat. Dalam sistem ekonomi pasar, pendapatan seseorang ditentukan oleh kemampuannya memproduksi hal-hal yang dibutuhkan masyarakat. Hal yang lumrah ketika pemain sepak bola terbaik memperoleh penghasilan jauh lebih banyak dibanding juara dunia squash, dan ini semata-mata karena orang-orang bersedia membayar lebih mahal untuk sebuah pertandingan sepak bola dibanding menonton squash.
Selain itu, tidak ada jaminan “tangan tak nampak” mampu memenuhi semua kebutuhan seperti makanan yang cukup, fasilitas kesehatan yang layak, dan fasilitas pendidikan yang baik untuk setiap orang. Hal inilah yang hendak diperbaiki oleh Pemerintah melalui berbagai kebijakan publik seperti penerapan pajak penghasilan dan sistem tunjangan sosial. Ini semua dilakukan untuk mencapai kesejahteraan ekonomi yang lebih baik dan merata.