Setiap perekonomian memiliki permasalahan pokok ekonomi yang sama. Mereka harus menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi dan berapa banyak, bagaimana cara membuat barang dan jasa tersebut, serta untuk siapa barang dan jasa tersebut diproduksi?
Jawaban mengenai hal tersebut akan sangat berbeda di tiap-tiap negara tergantung dari sistem ekonomi yang dianut. Sebuah sistem ekonomi akan menentukan bagaimana sumber daya yang langka harus dialokasikan. Sebagai contoh, cara masyarakat primitif memecahkan masalah ekonomi tentunya berbeda dengan dengan masyarakat maju. Begitu pula antara masyarakat maju sendiri juga terdapat sejumlah perbedaan. Dari sinilah timbul bermacam-macam sistem ekonomi.
Pada tulisan kali ini kita akan mengenal lebih jauh beberapa sistem ekonomi yang ada di dunia, yaitu sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat/komando, sistem ekonomi pasar, dan sistem ekonomi campuran. Namun sebelum kita membahas berbagai sistem ekonomi tersebut, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai apa itu sistem ekonomi.
Pengertian Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah sebuah kerangka atau model yang digunakan untuk mengatur dan memandu aktivitas ekonomi dalam suatu negara atau wilayah tertentu. Sistem ekonomi dapat mempengaruhi bagaimana sumber daya dan produksi didistribusikan, serta bagaimana keputusan ekonomi diambil.
Dalam suatu sistem, masing-masing unsur maupun keseluruhannya sebagai kesatuan, saling berkaitan dan saling membutuhkan. Jadi, sistem ekonomi adalah suatu susunan dari unsur-unsur ekonomi yang saling berhubungan dan bekerja secara bersama-sama sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang mana semua kegiatan ekonominya didasarkan pada kebiasaan, adat-istiadat, dan warisan budaya. Dalam sistem ini, produksi dan distribusi sumber daya dilakukan berdasarkan aturan dan tradisi yang telah ada selama bertahun-tahun. Sistem ini masih banyak ditemukan di daerah pedesaan dan komunitas yang masih memegang erat kebudayaan mereka.
Pada masyarakat primitif atau tradisional, segenap aspek kehidupan dan perilaku diatur oleh tradisi. Semua kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi dilakukan sesuai dengan kebiasaan (tradisi) yang diwariskan oleh nenek moyang. Ciri umum sistem ekonomi ini yaitu penggunaan teknologi yang sederhana dan produktivitasnya yang sangat rendah.
Apa yang dikerjakan dan dikonsumsi oleh para pendahulu, itu pula yang dikerjakan dan dikonsumsi oleh penerusnya. Oleh karena itu, penghasilan tidak ditentukan oleh perhitungan tentang apa yang perlu bagi manusia di masa mendatang, tetapi berpedoman pada masa lalu. Kegiatan ekonomi tertuju untuk mempertahankan yang sudah ada, bukan untuk menciptakan yang baru.
Pada sistem ekonomi tradisional, perubahan produksi dan konsumsi hampir tidak pernah ada karena masyarakat tradisional umumnya sulit menerima pembaruan. Demikian juga dengan pilihan-pilihan yang tersedia. Masyarakat-masyarakat tradisional tidak memperhatikan atau mempersoalkan apa yang harus dilakukan dan mengapa hal itu harus dilakukan. Tujuan utama mereka adalah untuk mempertahankan kebiasaan yang sudah berlangsung sejak lama.
Masyarakat dalam perekonomian tradisional bekerja semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok. Peningkatan standar hidup bukan menjadi tujuan utama, karena standar hidup yang sudah ada dianggap sudah memadai. Selain itu, kehidupan sehari-hari harus dijalankan menurut norma-norma yang telah ditentukan dan dilakukan dari generasi ke generasi.
Sistem Ekonomi Terpusat/Komando
Sistem ekonomi komando atau dikenal juga sebagai sistem ekonomi terpusat, melibatkan kontrol pemerintah yang kuat dalam mengatur produksi, distribusi, dan harga. Dalam sistem ini, pemerintah memiliki kekuasaan penuh atas sumber daya dan menentukan apa yang akan diproduksi, seberapa banyak akan diproduksi, dan siapa yang akan menerimanya.
Dalam sistem ekonomi komando, jumlah dan jenis barang yang harus diproduksi ditentukan oleh pemerintah. Pemerintah mengatur dan merencanakan alternatif penggunaan faktor produksi yang terbatas, misalnya, jika pada masa tertentu dibutuhkan banyak mesin traktor, maka faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang lain (misalnya pesawat) dialihkan untuk memproduksi traktor.
Seringkali pada sistem komando dibentuk badan berencana ekonomi pusat. Badan itu akan menentukan jenis dan jumlah barang-barang yang harus dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang ada dalam negeri itu. Oleh sebab itu, sistem komando memungkinkan pemerintah untuk menyusun dan menyelenggarakan program-program besar dan bersifat massal.
Dalam sistem ekonomi komando pemerintah mempunyai kekuasaan yang besar terhadap faktor-faktor produksi karena sebagian besar modal dan alat produksi lainnya dimiliki oleh pemerintah. Seluruh kegiatan ekonomi diatur dan dikendalikan oleh pemegang kekuasaan (pemerintah). Pemerintah mendata kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya dan mengatur penggunaan alat-alat pemuas kebutuhan, produksi, dan pendistribusiannya.
Kegiatan-kegiatan pemerintah tidak selalu didasarkan pada usaha untuk mencari keuntungan atau mencapai tingkat efisiensi yang tinggi. Keadaan tersebut memungkinkan pemerintah untuk menggunakan semua tenaga kerja yang terdapat dalam perekonomian, meskipun hal tersebut dapat memunculkan pengangguran terselubung atau orang yang bekerja hanya beberapa jam sehari.
Apabila diringkas, terdapat beberapa kelebihan dari sistem ekonomi komando, antara lain:
-
Pemerintah bertanggung jawab penuh terhadap perekonomian.
-
Relatif mudah melakukan pemerataan pendapatan dan pengendalian harga.
-
Relatif mudah menentukan dan melaksanakan produksi dan distribusi barang.
-
Dapat mengeliminasi pengangguran.
Namun demikian, sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
-
Kurang menghargai dan memperhatikan karya cipta pribadi atau perorangan. Dengan kata lain, setiap orang harus menerima dan menjalankan semua keputusan yang diambil oleh pemerintah, terlepas dari apakah setuju atau tidak.
-
Konsumen tidak selalu memperoleh barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan. Apa yang diputuskan pemerintah belum tentu sama dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat.
-
Pemerintah pada prakteknya kesulitan untuk menghitung semua kebutuhan masyarakat dan besarnya biaya kegiatan produksi secara terpusat, karena keseluruhan masalah perekonomian sangatlah kompleks.
Sistem Ekonomi Pasar
Sistem ekonomi pasar adalah sistem ekonomi yang didasarkan pada mekanisme pasar, di mana harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Sistem ekonomi pasar dikenal juga dengan sistem ekonomi liberal atau sistem ekonomi kapitalis.
Dalam sistem ini, individu dan perusahaan dapat melakukan transaksi ekonomi tanpa campur tangan dari pemerintah. Pemerintah hanya memberikan regulasi untuk memastikan adanya persaingan yang sehat dan mencegah monopoli. Dengan kata lain, setiap orang ataupun badan-badan swasta memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan produksi dan konsumsi menurut pertimbangannya sendiri. Jenis dan jumlah produksi alat pemuas kebutuhan, bagaimana pendistribusiannya, dan untuk siapa alat pemuas kebutuhan tersebut ditujukan, semuanya ditentukan oleh mekanisme pasar.
Kelebihan dari sistem ekonomi pasar antara lain:
-
Kebebasan memilih alat produksi dan modal. Dalam sistem ekonomi pasar, faktor-faktor produksi dan kekayaan dimiliki oleh perseorangan atau badan-badan swasta. Mereka mempunyai kebebasan untuk memiliki dan menjalankan usaha dengan modal yang berasal dari mereka sendiri. Hasil yang diperoleh (laba atau rugi) akan sangat tergantung pada kemampuan pengusaha dalam mengelola dan mengendalikan usahanya.
-
Pihak swasta diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk mengorganisir sumber-sumber produksi, dan bebas pula menjualnya di pasar. Bahkan mereka juga bebas untuk masuk atau keluar dari suatu industri. Di sisi lain, konsumen juga mempunyai kebebasan untuk memilih jenis barang yang disukainya, sehingga pilihan tersebut akan sangat menentukan jenis barang dan jasa apa yang harus diproduksi.
-
Terdapat persaingan di antara para pengusaha. Sebagai akibat dari adanya kebebasan berusaha yang bertujuan memaksimalkan keuntungan, maka akan timbul persaingan. Dan untuk memenangkan persaingan, setiap pengusaha akan berusaha memaksimalkan hasil yang diperoleh dan mengefisienkan penggunaan faktor produksi, sehingga pada gilirannya akan menciptakan efisiensi yang tinggi dalam kegiatan ekonomi.
Di samping memiliki beberapa kelebihan, sistem ekonomi pasar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
-
Terjadinya persaingan yang tidak sehat. Adanya persaingan menyebabkan munculnya sebagian pengusaha yang dapat berkembang dan memiliki modal yang lebih kuat dibanding pengusaha lainnya, sehingga pengusaha itu dapat mempengaruhi keadaan pasar. Akibatnya, timbul monopoli yang merugikan masyarakat.
-
Timbulnya distribusi pendapatan dan kekayaan yang tidak merata. Sistem ekonomi pasar cenderung memberi balas jasa yang sangat besar kepada pihak yang mempunyai kepandaian dan keahlian yang tinggi, begitupun sebaliknya. Pemberian balas jasa seperti itu menciptakan kesenjangan antar golongan yang sangat besar di masyarakat. Sebagian anggota masyarakat mempunyai penghasilan dan kekayaan yang sangat besar, sedangkan sebagian lain hidup dalam kemiskinan.
-
Timbulnya eksternalitas (dampak samping) dalam kegiatan ekonomi. Eksternalitas muncul jika perusahaan atau pihak tertentu menimbulkan kerugian atau keuntungan kepada pihak lain di luar konteks pasar. Contoh eksternalitas yang merugikan adalah pencemaran lingkungan. Dalam hal ini, mekanisme pasar tidak dapat mengatur (misalnya memberi sanksi ganti rugi) pihak-pihak yang menimbulkan kerugian kepada orang lain. Diperlukan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
Sistem Ekonomi Campuran
Pada masa kini sangatlah sedikit negara yang menganut sistem ekonomi komando ataupun sistem ekonomi pasar murni. Kebanyakan negara di dunia justru menganut sistem ekonomi campuran. Sistem ekonomi campuran adalah suatu sistem organisasi ekonomi yang ditandai dengan keikutsertaan pemerintah dalam hal penentuan cara-cara mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat. Akan tetapi, campur tangan tersebut tidak sampai menghapuskan sama sekali kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan pihak swasta.
Pada dasarnya, sistem ekonomi campuran merupakan kombinasi antara sistem ekonomi pasar dengan sistem ekonomi komando. Di dalamnya terdapat intervensi pemerintah yang ditujukan agar kegiatan produksi nasional sesuai dengan kebutuhan masyarakat, faktor-faktor produksi dapat digunakan dengan efisien dan pada tempatnya, distribusi pendapatan menjadi lebih merata, dan perkembangan ekonomi yang mantap di masa depan dapat tercipta.
Bentuk keikutsertaan pemerintah dalam perekonomian dapat berupa pendirian perusahaan-perusahaan negara yang menyediakan barang dan jasa yang vital bagi kehidupan masyarakat, misalnya perusahaan air minum, listrik, telekomunikasi, dan angkutan. Selain itu, pemerintah juga mengambil kebijakan fiskal (perpajakan dan anggaran) dan moneter (suku bunga dan jumlah uang beredar). Untuk mengatur kegiatan ekonomi, pemerintah menetapkan berbagai peraturan dan undang-undang. Dengan adanya peraturan dan undang-undang, mekanisme pasar dapat berfungsi dengan lebih sempurna, dan persaingan yang kurang sehat dapat diatasi.
Perlu diketahui bahwa meski banyak negara yang menganut sistem ekonomi campuran, tidak berarti bahwa sistem di negara-negara tersebut sama antara yang satu dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan tetap ada karena masing-masing negara mempunyai proporsi yang berbeda-beda dalam pengambilan unsur sistem ekonomi pasar maupun komando.