Bagi kamu yang sudah cukup lama belajar ilmu ekonomi tentu tidak asing lagi dengan ilmu ekonometrika. Ilmu yang mulai dipelajari secara mendalam di tingkat sarjana ini, banyak digunakan dalam pembahasan penelitian, terutama skripsi hingga disertasi. Nah, pada tulisan kali ini akan kita bahas mengenai apa itu ekonometrika serta segala hal yang berhubungan dengan ekonometrika.
Secara harfiah, istilah ekonometrika diadopsi dari istilah bahasa Inggris yaitu econometrics. Kata ini merupakan gabungan dari dua kata, yaitu economics yang artinya ilmu ekonomi, dan metrics yang berarti pengukuran. Jadi dalam arti sempit, ekonometrika dapat diartikan sebagai “pengukuran ekonomi”.
Meskipun pengukuran merupakan salah satu bagian penting dari ekonometrika, ruang lingkup ekonometrika jauh lebih luas. Ekonometrika merupakan gabungan dari teori ekonomi, ekonomi matematis (mathematical economics), statistika ekonomi (economics statistics), dan statistika matematis (mathematical statistics).
Banyak ahli telah mendefinisikan apa itu ekonometrika. Salah satunya yaitu menurut Arthur S. Goldberger (1964) yang menyatakan bahwa Ekonometrika didefinisikan sebagai ilmu sosial yang menggunakan alat-alat teori ekonomi, matematika, dan statistika inferensia untuk menganalisis fenomena ekonomi.
Teori-teori dan hukum-hukum ekonomi dalam analisis ekonometrika digunakan sebagai hipotesis, yang sebagian besar bersifat kualitatif. Sebagai contoh, hukum permintaan menyatakan bahwa apabila hal lain tetap sama, suatu pengurangan dalam harga barang diharapkan dapat meningkatkan jumlah barang yang diminta. Tetapi hukum itu sendiri tidak memberikan suatu ukuran dalam angka (numerik) mengenai hubungan antara keduanya. Hukum permintaan tidak mengatakan berapa banyak jumlah barang diminta akan naik sebagai akibat adanya perubahan tertentu dalam harga barang.
Di sini seorang ahli ekonometrika berusaha untuk memberikan dugaan mengenai berapa besar jumlah barang yang diminta akan berubah akibat adanya perubahan harga. Ia kemudian menggunakan matematika dan statistika dalam mengolah data-data ekonomi, untuk mengukur hubungan antara perubahan harga dengan perubahan jumlah barang yang diminta.
Jika kita menilik awal mula lahirnya ekonometrika, maka kita harus mengacu pada penggunaan istilah econometrics oleh Powel Ciompa yang menggunakan istilah tersebut dalam bahasa Jerman yaitu “Oekonometrie” pada tahun 1910. Powel Ciompa ialah ahli ekonomi Polandia yang juga seorang profesor di Higher School of Economics di Cracow, dan sekaligus Direktur Akuntansi di Bank Negara Federal Galicia di Lemberg.
Kemudian pada tahun 1926, Ragnar Frisch menggunakan istilah ekonometrika dalam bahasa Perancis yaitu “économétrié”. Ia merupakan ahli ekonomi dari Norwegia yang sekaligus penerima Nobel pertama bidang ekonomi bersama Jan Tinbergen pada 1969. Ragnar Frisch menyatakan bahwa ekonometrika merupakan penghubung antara matematika, statistika, dan ekonomi politik. Di bidang ekonometrika, Ragnar Frisch lebih dikenal dibandingkan Powel Ciompa. Ragnar Frisch juga sering dianggap sebagai Bapak Ekonometrika.
Para ahli ekonomi yang banyak menggunakan pendekatan matematis (kuantitatif) dalam analisisnya, tentu dituntut untuk menguasai ekonometrika. Pada masa sekarang, ekonometrika telah banyak membantu ahli ekonomi dalam menjelaskan dan menyelesaikan berbagai masalah ekonomi. Ekonometrika sering digunakan sebagai dasar pembuatan kebijakan ekonomi dan alat untuk meramalkan kondisi ekonomi suatu negara.
Pada awalnya, ekonometrika ini hanya digunakan untuk melakukan analisis makroekonomi. Beberapa masalah makroekonomi yang diteliti antara lain mengenai apa yang menjadi penyebab pengangguran, bagaimana hubungan antara pengangguran dan pertumbuhan ekonomi, bagaimana dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi, dan masih banyak lagi. Penggunaan ekonometrika dalam ilmu makroekonomi dikenal juga dengan sebutan makroekonometrika.
Di masa-masa berikutnya, penggunaan ekonometrika tidak hanya terbatas pada bidang makroekonomi saja, melainkan juga bidang mikroekonomi. Ekonometrika digunakan juga untuk menganalisis perilaku konsumen, perilaku produsen, serta teori-teori mikroekonomi lainnya. Penggunaan ekonometrika dalam bidang mikroekonomi dikenal juga dengan istilah mikroekonometrika.
Pengukuran dan analisis terhadap masalah ekonomi, harus didasarkan pada metode ilmiah. Metodologi ekonometrika merupakan tahapan yang harus dilalui untuk melakukan analisis terhadap fenomena ekonomi secara ilmiah. Dikutip dari buku Ekonometrika Dasar karya Damodar Gujarati (2003), terdapat delapan tahapan dalam metodologi ekonometrika.
Membuat pernyataan atas teori disebut juga dengan hipotesis. Hipotesis merupakan proposisi atau dugaan yang belum terbukti. Itu artinya, dugaan tersebut masih bersifat tentatif. Dugaan tersebut menjelaskan mengenai fakta ataupun fenomena, dan kemungkinan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.
Setelah membuat hipotesis, tahapan selanjutnya yaitu membuat model matematika yang didasarkan dari teori-teori ekonomi. Kemudian dalam penyusunan model matematika, dibuat diagram yang menunjukkan hubungan antarvariabel.
Setelah kita mempunyai spesifikasi model matematika, langkah selanjutnya ialah membentuk spesifikasi model ekonometrika. Spesifikasi ekonometrika menunjukkan hubungan yang pasti (exact) atau deterministik (deterministic) antara variabel dependen dan independen. Namun hubungan antarvariabel ekonomi adalah tidak pasti.
Perhatikan model ekonometrika berikut ini!
Variabel Y merupakan variabel dependen (dependent variable) atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. Sementara itu variabel X disebut juga variabel independen (independent variable) atau variabel penjelas (explanatory variable) yaitu variabel yang mempengaruhi besar kecilnya variabel dependen. e disebut juga variabel pengganggu atau kesalahan (disturbances/error terms) yang merupakan variabel random (random/stochastic variable).
Adanya variabel error ini menunjukkan bahwa model ekonometrika di atas merupakan hubungan ketidakpastian atau random antara variabel dependen dan variabel independen. Kita memasukkan variabel error ini karena faktor yang mempengaruhi variabel Y tidak hanya satu variabel independen, melainkan dipengaruhi pula oleh variabel independen lainnya. Persamaan di atas dikenal dengan model regresi linier, yang menjelaskan bagaimana variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel independen.
Untuk bisa mengestimasi model regresi linier pada persamaan di atas sehingga mendapatkan nilai koefisien regresi, maka kita perlu mengumpulkan data. Data penelitian dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu dari data eksperimen (experimental data) dan data non ekspreimen (non experimental data). Data eksperimen berasal dari hasil eksperimen atau percobaan yang kita lakukan, sedangkan data non eksperimen adalah data yang kita peroleh dari hasil pengamatan (obervation) perilaku agen ekonomi.
Sebagian besar data ekonomi adalah data non eksperimen. Data non eksperimen dapat kita klasifikasikan sebagai data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian, baik melalui metode wawancara, kuesioner, dan sebagainya. Sementara itu data sekunder adalah data yang kita peroleh dari sumber kedua, dan biasanya sudah siap pakai. Data sekunder ini tersebar luas di berbagai sumber, seperti Badan Pusat Statistik (BPS) maupun Bank Indonesia.
Setelah data dikumpulkan, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan estimasi terhadap parameter-parameter penelitian. Dalam estimasi parameter ini sangat bergantung pada analisis statistik yang akan digunakan dan juga karakteristik data dan model yang akan dibangun.
Analisis regresi merupakan alat utama yang digunakan untuk memperoleh estimasi parameter. Berikut adalah contoh persamaan setelah dilakukan analisis regresi:
Angka 2,960 merupakan intercept atau konstanta, yang berarti bahwa jika variabel X bernilai 0, maka rata-rata nilai Y akan sebesar 2,960. Sementara itu 0,718 merupakan slope, yang berarti jika X naik sebesar 1 satuan maka nilai Y akan naik sebesar 0,718 satuan. R2 sebesar 0,879 merupakan koefisien determinasi, yang artinya variasi perubahan variabel Y sebesar 87,9 persen dapat dijelaskan oleh variasi perubahan variabel X, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Setelah dilakukan estimasi parameter, dalam analisis statistika perlu dilakukan pemeriksaan modal, apakah sudah memenuhi semua asumsi yang dipersyaratkan. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan model seperti uji kecukupan model dengan melihat R2, F, dan X2. Model yang baik juga harus lolos dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, autokorelasi, stasioneritas, dan lain-lain.
Untuk mengetahui apakah koefisien dugaan yang diperoleh sejalan dengan teori, maka perlu dilakukan proses pengujian secara statistik. Dan untuk menguji hipotesis tersebut, dilakukanlah pengambilan data secara sampling. Namun perlu diingat, hasil pengujian hipotesis secara statistik hanyalah petunjuk kuantitatif. Perlu dilakukan penelitian lebih dalam apakah hasil dari analisis ini sudah memenuhi teori atau memang memungkinkan akan memunculkan teori baru.
Setelah kita memperoleh estimasi parameter, maka persamaan yang telah kita buat dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat prediksi. Dengan menggunakan persamaan yang telah kita buat tadi, maka jika ada perubahan dalam variabel X sebesar 100 satuan, maka kita dapat memprediksi besarnya nilai variabel Y sebagai berikut:
Tahapan terakhir yaitu menggunakan model yang telah dibuat untuk tujuan pengendalian dan penyusunan kebijakan. Hasil analisis ini kemudian dijadikan pedoman untuk melakukan kebijakan.
Pada umumnya, ekonometrika dapat dibagi ke dalam dua golongan, yaitu ekonometrika teoritis dan ekonometrika terapan.
Ekonometrika teoritis (theoretical econometrics) berkenaan dengan pengembangan metode yang tepat untuk mengukur hubungan ekonomis yang ditetapkan oleh model ekonometrik. Dalam hal ini ahli ekonometrika sangat menggantungkan kepada statistik matematik.
Misalnya, satu dari alat yang digunakan dalam banyak penelitian adalah metode kuadrat terkecil (least square). Merupakan perhatian dari ekonometrika teoritis untuk menguraikan asumsi metode ini, sifat-sifatnya, dan apa yang terjadi pada sifat-sifat ini bila satu atau lebih asumsi metode ini tidak dipenuhi
Ekonometrika terapan (applied econometrics) merupakan penggunaan metode ekonometrika yang telah lebih dulu dikembangkan atau dihasilkan oleh ekonometrika teoritis. Dalam ekonometrika terapan, kita menggunakan alat ekonometrika teoritis untuk mempelajari beberapa bidang khusus ilmu ekonomi, seperti fungsi produksi, fungsi konsumsi, fungsi investasi, fungsi permintaan dan penawaran, dalam rangka untuk memperkirakan (meramalkan) nilai suatu variabel.
Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya…
Badan usaha (business entity) adalah suatu kesatuan yuridis dan ekonomis yang menggunakan modal dan tenaga…
Privatisasi didefinisikan sebagai penjualan saham persero (perusahaan perseroan), baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain…
Cukai merupakan pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang memiliki sifat/karakteristik tertentu seperti etil…
Kebijakan perdagangan adalah kebijakan pemerintah yang mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang diekspor dan diimpor…